Indonesia: batubara, emas, timah dan tembaga Cadangan minyak bumi : Arab Saudi, Iran, Irak, Uni Emirat Arab dan Qatar. B. Potensi Sumber Daya Alam di Laut Enam dari 10 negara penghasil ikan dunia : Tiongkok, Indonesia, Jepang, India, Filipina dan Myanmar. Tahun 2008 : 50 % hasil tangkapan ikan dunia dan 90% hasil peternakan ikan dunia 2.Benua
Dengan tingkat produksi saat ini dan apabila cadangan baru tidak ditemukan, cadangan batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Republik Rakyat Tiongkok RRT, dan India. Produsen Batubara Terbesar pada Tahun 2016¹ Negara Volume Produksisetara juta ton minyak China Amerika Serikat Australia India Indonesia Russia Afrika Selatan ¹ bahan bakar padat komersil sebagai contoh batubara bituminous coal, anthracite batubara keras, batubara lignite and muda sub-bituminousSumber BP Statistical Review of World Energy 2017 Batubara di Indonesia Produksi & Ekspor Batubara Indonesia Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia menjadi eksportir terdepan batubara thermal. Porsi signifikan dari batubara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah antara 5100 dan 6100 cal/gram dan jenis kualitas rendah di bawah 5100 cal/gram yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan. Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 dengan sekitar persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan BP Statistical Review of World Energy. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah sub-bituminous yang memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram. Ada banyak kantung cadangan batubara yang kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah dengan cadangan batubara terbesar di Indonesia adalah1. Sumatra Selatan2. Kalimantan Selatan3. Kalimantan Timur Industri batubara Indonesia terbagi dengan hanya sedikit produsen besar dan banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara dan konsesi tambang batubara terutama di Sumatra dan Kalimantan. Sejak awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali untuk investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan penjualan batubara dalam negeri. Namun penjualan domestik agak tidak signifikan karena konsumsi batubara dalam negeri relatif sedikit di Indonesia. Toh dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan penjualan batubara domestik yang pesat karena pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap program energi ambisiusnya menyiratkan pembangunan berbagai pembangkit listrik, yang sebagian besar menggunakan batubara sebagai sumber energi karena Indonesia memiliki cukup banyak cadangan batubara. Selain itu, beberapa perusahaan pertambangan besar di Indonesia misalnya penambang batubara Adaro Energy telah berekspansi ke sektor energi karena harga komoditas yang rendah membuatnya tidak menarik untuk tetap fokus pada ekspor batubara, sehingga menjadi perusahaan energi terintegrasi yang mengkonsumsi batubara mereka sendiri. Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari total produksi batubara, sisanya dijual di pasar domestik. Produksi, Ekspor, Konsumsi & Harga Batubara 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Produksidalam juta ton 458 461 456 461 425¹ 400¹ Ekspordalam juta ton 382 375 365 364 311¹ 160¹ Domestikdalam juta ton 76 86 91 97 114¹ 240¹ Harga HBAUSD/ton ¹ proyeksi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Produksidalam juta ton 217 240 254 275 353 412 474 Ekspordalam juta ton 163 191 198 210 287 345 402 Domestikdalam juta ton 61 49 56 65 66 67 72 Harga HBAUSD/ton Sumber Indonesian Coal Mining Association APBI & Ministry of Energy and Mineral Resources Selama tahun 2000-an, "boom komoditas" menjadikan industri pertambangan batubara sangat menguntungkan karena harga batubara cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak perusahaan Indonesia dan keluarga kaya memutuskan untuk mengakuisisi konsesi pertambangan batubara di pulau Sumatera atau Kalimantan pada akhir tahun 2000an. Waktu itu batubara dikenal sebagai "emas baru". Apa yang mendorong peningkatan produksi dan ekspor batubara di Indonesia pada waktu itu? Batubara adalah kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling sedikit 27 persen dari total output energi dunia dan lebih dari 39 persen dari seluruh listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batubara karena kelimpahan jumlah batubara, proses ekstrasinya yang relatif mudah dan murah, dan persyaratan-persyaratan infrastruktur yang lebih murah dibandingkan dengan sumberdaya energi lainnya. Indonesia memiliki cadangan batubara kualitas menengah dan rendah yang melimpah. Jenis batubara ini dijual dengan harga kompetitif di pasar internasional ikut disebabkan karena upah tenaga kerja Indonesia yang rendah. Indonesia memiliki posisi geografis strategis untuk pasar raksasa negara-negara berkembang yaitu RTT dan India. Permintaan untuk batubara kualitas rendah dari kedua negara ini telah naik tajam karena banyak pembangkit listrik bertenaga batubara baru yang telah dibangun untuk mensuplai kebutuhan listrik penduduknya yang besar. Negara tujuan utama untuk ekspor batubara Indonesia adalah China, India, Jepang dan Korea Selatan. Selama "tahun-tahun kejayaannya" batubara menyumbang sekitar 85 persen terhadap total penerimaan negara dari sektor pertambangan. Harga Batubara Acuan HBA Indonesia Bulan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Augustus September Oktober November Desember Rata-Rata dalam USD/tonSumber Ministry of Energy and Mineral Resources Prospek Masa Depan Sektor Pertambangan Batubara Indonesia Boom komoditas pada era 2000-an menghasilkan keuntungan yang signifikan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di dalam ekspor batubara. Kenaikan harga komoditas ini - sebagian besar - dipicu oleh pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Kendati begitu, situasi yang menguntungkan ini berubah pada saat terjadi krisis keuangan global pada tahun 2008 ketika harga-harga komoditas menurun begitu cepat. Indonesia terkena pengaruh faktor-faktor eksternal ini karena ekspor komoditas terutama untuk batubara dan minyak sawit berkontribusi untuk sekitar 50% dari total ekspor Indonesia, sehingga membatasi pertumbuhan PDB tahun 2009 sampai 4,6% yang boleh dikatakan masih cukup baik, terutama didukung oleh konsumsi domestik. Pada semester 2 tahun 2009 sampai awal tahun 2011, harga batubara global mengalami rebound tajam. Kendati begitun, penurunan aktivitas ekonomi global telah menurunkan permintaan batubara, sehingga menyebabkan penurunan tajam harga batubara dari awal tahun 2011 sampai tengah 2016. Selain dari lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan pelemahan tajam perekonomian RRT, penurunan permintaan komoditas, ada pula faktor lain yang berperan. Pada era boom komoditi 2000-an yang menguntungkan, banyak perusahaan pertambangan baru yang didirikan di Indonesia sementara perusahaan-perusahaan tambang yang sudah ada meningkatkan investasi untuk memperluas kapasitas produksi mereka. Hal ini menyebabkan kelebihan suplai yang sangat besar dan diperburuk oleh antusiasme para penambang batubara di tahun 2010-2013 untuk memproduksi dan menjual batubara sebanyak mungkin - karena rendahnya harga batubara global - dalam rangka menghasilkan pendapatan dan keuntungan. Pada paruh kedua 2016 harga batubara melonjak ke level yang kita lihat awal 2014, sehingga memberikan angin segar ke industri pertambangan. Kenaikan harga ini dipicu oleh pulihnya harga minyak mentah, meningkatnya permintaan batubara domestik di Indonesia seiring dengan kembalinya pembangkit listrik tenaga batu bara baru, namun yang lebih penting lagi yaitu kebijakan penambangan batubara China. China, produsen dan konsumen batubara terbesar di dunia, memutuskan untuk memangkas hari produksi batubara domestiknya. Alasan utama mengapa China ingin mendorong harga batu bara ke level yang lebih tinggi pada paruh kedua tahun 2016 adalah tingginya rasio kredit bermasalah non-performing loans, atau NPLs di sektor perbankan China. Rasio NPLnya meningkat menjadi 2,3 persen pada tahun 2015. Alasan utama yang menjelaskan kenaikan rasio NPL ini adalah perusahaan pertambangan batubara China yang mengalami kesulitan untuk membayar hutangnya kepada bank. Namun, mengingat aktivitas ekonomi global masih agak suram, arah harga batubara dalam jangka pendek hingga menengah sangat bergantung pada kebijakan batubara China. Walaupun kesadaran global telah dibangun untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, perkembangan sumber energi terbarukan tidak menunjukkan indikasi bahwa ketergantungan pada bahan bakar fosil terutama batubara akan menurun secara signifikan dalam waktu dekat, sehingga batubara terus menjadi sumber energi vital. Kendati begitu, teknologi batubara bersih dalam pertambangan batubara akan sangat diperlukan di masa mendatang sebagian karena faktor komersil dan Indonesia diharapkan akan terlibat secara aktif di dalam proses tersebut sebagai salah satu pelaku utama di sektor pertambangan batubara. Teknologi batubara bersih ini difokuskan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batubara namun teknologi ini belum berkembang cukup baik. Kegiatan-kegiatan hulu yang terkait dengan pertambangan batubara, seperti pengembangan waduk-waduk coalbed methane CBM yang potensinya banyak dimiliki oleh Indonesia, telah mulai mendapatkan perhatian belakangan ini. Kebijakan Pemerintah Indonesia mempengaruhi industri pertambangan batubara nasional. Untuk memperoleh suplai dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Indonesia meminta para produsen batubara untuk mencadangkan jumlah produksi tertentu untuk konsumsi dalam negeri domestic market obligation. Selain itu, Pemerintah dapat menyetel pajak ekspornya untuk mengurangi ekspor batubara. Selama beberapa tahun terakhir Pemerintah menyatakan keinginan untuk meningkatkan konsumsi domestik batubara sehingga batubara mensuplai sekitar 30% dari pencampuran energi nasional pada tahun 2025 Bauran Energi Indonesia Energy Mix 2011 Energy Mix 2025 Minyak Bumi 50% 23% Batubara 24% 30% Gas Alam 20% 20% Energi Terbarukan 6% 26% Sumber Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Update terakhir pada 5 April 2018 hasiltambang lainnya, dan di pulau paling timur di Indonesia yaitu Jayapura menyimpan kekayaan tambang minyak bumi, emas, perak, dan beberapa hasil tambang lainnya. kegiatan pertambangan di luar minyak bumi dan gas bumi, yaitu sumber daya mineral dan batubara.6 Konsep kontrak karya berdasarkan pengertian para ahli .
  • 9fico77c2f.pages.dev/563
  • 9fico77c2f.pages.dev/584
  • 9fico77c2f.pages.dev/323
  • 9fico77c2f.pages.dev/186
  • 9fico77c2f.pages.dev/130
  • 9fico77c2f.pages.dev/553
  • 9fico77c2f.pages.dev/612
  • 9fico77c2f.pages.dev/938
  • 9fico77c2f.pages.dev/653
  • 9fico77c2f.pages.dev/695
  • 9fico77c2f.pages.dev/614
  • 9fico77c2f.pages.dev/740
  • 9fico77c2f.pages.dev/958
  • 9fico77c2f.pages.dev/911
  • 9fico77c2f.pages.dev/324
  • emas minyak bumi dan batubara adalah hasil produksi dari sektor