Kapitalbudaya dalam kompetensi pendidikan masyarakat. Dalam dokumen BAB II. LANDASAN TEORI (Halaman 25-28) Teori tentang kapital budaya diperkenalkan oleh Pierre Bourdieu yang dilahirkan di Denguin Prancis Selatan pada Agustus 1930 dan meninggal pada 23 Januari 2002 di Paris dalam usia 71 tahun.
Review Of Simbol Terpenting Dalam Kebudayaan Masyarakat Adalah References. Setiap unsur suatu kebudayaan juga disebut simbol, dan ada suatu di antara banyak unsur. Web terpenting dalam kebudayaan manusia Betawi Berjuang Hadapi Zaman from terpenting dalam kebudayaan manusia adalah. Web sejatinya kebudayaan adalah pengetahuan yang diikuti oleh masyarakat penganutnya. Web pengertian kebudayaan secara Adalah Suatu Yang Berkembang Dan Dimiliki Bersama Oleh Sebuah Kelompok Orang kebudayaan secara umum adalah sesuatu yang akan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, dan. Lambang kepangkatan militer, pemerintahan, cincin, emas,. Web simbol terpenting dalam kebudayaan masyarakat apa ← lantai sebuah rumah berukuran panjang 8 m dan lebar Beberapa Varian Pembagian geertz dalam sobur, 2006 Web pengertian kebudayaan secara umum. Lantai itu akn ditutupi dngn ubin contoh karangan “yes, Unsur Suatu Kebudayaan Juga Disebut Simbol, Dan Ada Suatu Di Antara Banyak simbol terpenting dalam kebudayaan masyarakat adalah. Web jadi segala sesuatu yang berhubungan budi pekerti dan akal pikiran manusia. Web sejatinya kebudayaan adalah pengetahuan yang diikuti oleh masyarakat Kebudayaan Adalah Hasil Belajar terpenting dalam kebudayaan manusia adalah. Sehingga sistem pengetahuan dalam konteks kultural universal sangatlah. Bahasa ini hal hal yang dapat menyebabkan Banyaknya Budaya Yang Ada Di Indonesia Harus Bisa Dimanfaatkan Dengan Maksimal, Karena Mempunyai Potensi Yang Tinggi, Beberapa Di Antaranya Yaitu Simbol terpenting dalam kebudayaan masyarakat adalah. Web lebih jauh, simbol tidak hanya merepresentasikan gejala alamiah, juga memperlihatkan bentuk manifestasi kolektif yang menandai karakteristik kebudayaan. Web simbol kebudayaan dalam antropologi pemahaman tentang simbol yang digunakan oleh spradley dalam wawancara etnografisnya, menyebutkan “simbol adalah.
Budayadipandang sebagai sistem simbolik, menurut Schneider: Budaya adalah satu sistem simbol dan makna. Budaya merangkum kategori-kategori atau unit-unit dan aturan-aturan tentang hubungan sosial dan perilaku. Menurut Schneider bahwa analisis tentang budaya sebagai sistem simbol dapat menguntungkan kalau dilakukan secara bebas diluar "bentuk
Setiap kebudayaan memiliki simbol. Simbol terpenting suatu kebudayaan masyarakat adalah .... A. pakaian B. kesenian C. alat musik D. kerajinan tangan E. bahasaPembahasanSetiap kebudayaan memiliki simbol. Simbol terpenting suatu kebudayaan masyarakat adalah E-Jangan lupa komentar & sarannyaEmail nanangnurulhidayat terus OK! 😁 Bagimasyarakat Baba penggunaan cili yang banyak di dalam masakan merupakan satu identiti yang membezakan antara masyarakat Baba dan Cina Dewan Bahasa dan Pustaka Masyarakat Melayu dulunya memiliki budaya kerja yang disebut "semangat kerja" yang tinggi, semangat yang mampu mangangkat hakikat dan martabat kaumnya " untuk duduk sama rendah tegak sama tinggi" dengan masyarakat dan bangsa Kata "simbol" berasal dari kata Yunani yaitu "simbolon" yang berarti tanda atau ciri yang memberitahu sesuatu hal kepada seseorang. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa simbol ialah sesuatu seperti; tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal yang mengandung maksud tertentu, misalnya warna putih menyimbolkan kesucian. Jadi, simbol dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang mempunyai makna dan nilai tertentu dari masyarakat. Dengan demikian, maka jawaban yang tepat adalah A. kebudayaansebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi budaya. akan tetapi seorang yang memperdalam tentang sosiologi sehingga memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, t ida k dapat menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja. K arena dikehidupan nyata keduanya t ida k dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal. S ebagaimana telah diuraikan dalam bab I Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Terangkan konsep Kebudayaan sebagai sistem simbolKebudayaan sebagai sistem simbol mempunyai makna yang sangat luas. Semua obyek apapun tentang hasil kebudayaan yang mempunyai makna dapat disebut simbol. Pengertian simbol dari pandangan semiotik ini diartikan sebagai suatu tanda menurut kesepakatan atau konvensi yang dibentuk secara bersama-sama oleh masyarakat atau budaya di mana simbol itu berlaku, sehingga hubungan antara apa yang disebut penanda significant dan bersifat petanda signified bersifat arbiter. Kebudayaan sebagai sistem simbol nampaknya lebih bersifat abstrak dan suli untuk di observasi, tetapi sebagai suatu kompleks aktivitas manusia dipandang sebagai sistem sosial, lebih konkret dan mudah dipahami. Kebudayaan merupakan produk yang dihasilkan oleh kemampuan manusia dengan menggunakan lambang dan simbol. Simbol berfungsi sebagai proses kehidupan sosial, sehingga sistem simbol diibaratkan sebuah program komputer yang berfungsi sebagai pengoperasian. Simbol merupakan suatu rumusan yang nampak dari segala pandangan, abstraksi dari pengalaman yang telah ditetapkan dalam bentuk yang dapat dimengerti, perwujudan konkret dari gagasan, sikap, putusan, kerinduan dan keyakinan. Geertz tentang kebudayaan dan simbol menjelaskan bahwa, sistem simbol yang diciptakan manusia, dan cara konvensional digunakan bersama, teratur dan benar-benar dipelajari, memberi manusia suatu kerangka yang penuh dengan arti untuk mengorientasikan dirinya kepada orang lain, kepada lingkungannya, dan pada dirinya sendiri; sekaligus juga sebagai produk dan ketergantungan dengan interaksi sosial. Sistem simbol adalah sistem penandaan yang di dalamnya mengandung makna harafiah, bersifat primer dan langsung ditunjukkan, tetapi juga mengandung makna lain yang bersifat sekunder dan tidak langsung, biasanya berupa kiasan yang hanya dapat dipahami berdasarkan makna pertama. Lihat Sosbud Selengkapnya
Budayaadalah suatu cara hidup berkembang yang melekat pada sekelompok orang, dan diwariskan secara turun temurun. Budaya merupakan bentuk dari pemikiran dan aktivitas dari sebuah kelompok masyarakat. 7 Unsur-unsur Kebudayaan dalam Masyarakat, Berikut Penjelasannya. Minggu, 21 Juni 2020 09:00 Reporter : Andre Kurniawan. Ilustrasi desa yang
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Simbol Kebudayaan Dalam Rumah Adat Masyarakat Suku NiasABSTRAKSIManusia adalah makhluk yang hidup dan memiliki budaya-budaya adalah bagian dari kebiasaan-kebiasaan dari manusia yang mencangkup mengenaipengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum dan adat istiadat dalam budaya masyarakat Nias ada rumah adat yang sering disebut sebagai OmoNiha, artinya adalah rumah adat, rumah adat ini menggambarkan identitas dari suku Nias, sebabrumah adat ini memancarkan simbol yang menyentuh keberadaan suku Nias yang hidup danbertahan nya adat istiadat dari suku adat Nias mengandung nilai-nilai yangmenyentuh realitas hidup dari masyarakat Nias, seperti nilai religius, sosial dan nilai merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang fundamental yang dimana terciptanyakondisi yang harmonis yang menyangkut hubungan manusia dengan alam dan yang Pengetahuan, Kepercayaan, Seni, Moral dan Adat Istiadat PENDAHULUANManusia adalah makhluk yang berbudaya yang di mana manusia selalu memanfaatkanakal dan budi nya untuk menciptakan suatu kebahagiaan. Kebahagiaan manusia tersebutmenciptakan suatu yang baik, benar dan adil. Kebahagiaan tersebut dilakukan secara turuntemurun sehingga menciptakan kebiasaan dalam hidup bermasyarakat dan terbentuklah suatubudaya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang begitu rumit, baik dari sistem agama, politik,suku, adat istiadat, bahasa, bangunan dan karya satu dari wujud konkret kebudayaan ialah rumah. Rumah dalam segi kebudayaanmerupakan ekspresi dari budi manusia yang di mana kebudayaan tersebut berfungsi sebagaikomunikasi dan merupakan landasan sebuah pemahaman yang dapat dimengerti. Struktur rumahadat Nias disusun atas dasar nilai-nilai dan pandangan kosmologi masyarakat Nias RUMAH ADAT MASYARAKAT NIASPulau Nias merupakan pulau yang berada di Sumatra Utara, pulau Nias dikenal sebagaipulau yang penuh dengan kebudayaan, seperti lompat batu, tari tarian daerahnya, ragambahasanya, rumah adatnya dan terlebih tempat wisata nya, sehingga daerah tersebut membuat dayaTarik bagi para wisatawan baik dari local maupun internasionalRumah adat Nias atau sering disebut orang Nias sebagai Omo Niha’ merupakan salah satuciri dari masa dimana masyarakat penghuni pulau Nias mulai mengalami perkembangan,kemajuan dan pengetahuan yang tinggi dari sebelum-sebelumnya. Pengetahuan mereka dapatimelalui kelompok yang datang dari tempat lain. Di pulau Nias ini rumah adatnya juga bterbagaiatas dua jenis, yakni omo sebuah rumah raja dan omo hada rumah rakyat dalam dua jenisrumah adat ini kelihatan nampak sekali perbedaan antara rumah sang raja dan rumah rakyat sang raja itu biasanya terletak di tengah perkampungan PERKAMPUNGANKampung di masyarakat Nias biasanya disebut bonua, bonua merupakan suatu satuansosial yang tertinggi dalam masyarakat Nias tersebut. Dalam masyarakat Nias, istilah bonuabukan hanya sebuah perkampungan saja tetapi mencakup lebih luas lagi, yaitu dunia atau masyarakat Nias ada tata tertib sosial yang dibatasi oleh norma-norma yang berlaku dalambonua yang ditetapkan dalam perkampungan yang berada di daerah Nias berbeda satu dengan yang lainnya. Polaperkampungan Nias selatan berbeda pula dengan perkampungan di wilayah Nias Utara. Polaperkampungan Nias Selatan berbentuk silang atau L atau perkampungan di Nias Selatan beradadi atas perbukitan, hal ini di buat oleh masyarakat setempat agar susah diserang oleh di daerah tersebut memiliki akses dari rumah yang satu kerumah yang lainnya, halini dimaksudkan agar mempermudah untuk berkomunikasi antara perumahan di daerah Nias Utara sebagian besar berada pada pesisir di daerah Nias Utara mempunyai suatu bentuk yang sangat terbuka. Rumah disusunsecara berkelompok dalam desa kecil atau tersebar ke beberapa NIHA MENGGAMBARKAN ONO NIHANiha berarti manusia yang memiliki rumah khusus Omo Niha’ di ibaratkan sebagaimanusia yang memiliki dunia terkecil yang nyata dimana ia dan keluarga nya melangsungkankehidupan dan peradabannya sebagai masyarakat suku Nias. Omo Niha juga disebut sebagai tubuhmanusia sehingga beberapa bagiannya menggunakan istilah anatomi tubuh ARSITEKTUR RUMAH ADAT NIASPada saat kelompok imigran datang ke wilayah Nias mereka membawa berbagai bentukpengetahuan dan ketrampilan, mereka tidak langsung mendirikan tempat untuk tinggal secarapermanen karena mereka kekurangan bahan untuk membangun sebuah rumah, akan tetapi merekasudah memiliki konsep arsitektur hunian. Kelompok imigran ini juga membutuhkan beberapawaktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang hidup sesuai dengan situasi alam dan kearifan yang telah mengakar dalam hatimereka ekspresi kan dalam membangun tempat hunian. Dalam pembangunan tempat hunianmemakan waktu dan proses yang cukup panjang, proses pengerjaan dilakukan dari generasi kegenerasi yang menyebar ke wilayah yang berbeda pula. Bentuk baru dari bangunan yang merekahasilkan tersebut menjadi bagian dari pembentukan identitas masing-masing kelompok danmenandai perkembang wujud kebudayaan material terwujud dalam rumah adat tidak boleh dipandang darisisi fisiknya tetapi dari segi arsitektur nya begitu banyak ide-ide bahkan boleh dikatakanbahwa rumah itu sendiri menjadi gudang ide atau gagasan dan pemikiran sarana ekspresi seni,pengetahuan yang sangat sistematis dan kemudian menjadi pangkalan kelestarian dari SETEMPAT ADALAH KUNCI KESINAMBUNGAN PEMBANGUNANWarga setempat berpikir bahwa mereka tidak berurusan dengan perawatan danpemeliharaan jalan dan aset desa Kebiasaan masyarakat disana menganggap bahwa urusanjalan adalah urusan pihak yang berwajib seperti pemerintah, organisasi-organisasi masyarakatdaerah, sehingga mereka tidak peduli akan jalan yang sudah rusak, itulah pemikiran masyarakat didaerah tersebut. Terkadang pembangunan menjadi hambatan dari pihak pemerintah sendiri,beginilah cara pemerintah mendapatkan uang akan tetapi pembangunan tidak berjalan. Namun jikapembangunan telah rampung oknum pejabat tersebut mengambil nama dan muka supaya terkenal,mereka mengklaim bahwa pembangunan tersebut berasal dari mereka. FUNGSIBerdasarkan bentuk kesenian, arsitek memiliki keunggulan bukan hanya pada semata-mata terletak pada estetikanya, melainkan di tentukan oleh Dalam keragaman bentukatau keseluruhan rumah adat Nias tidak hanya dibatasi oleh objek atau seni ukir lainnya agarkelihatan indah. Dari setiap bentuk rumah adat tersebut memiliki fungsi dan makna tertentumeskipun tidak kelihatan secara fisik. Pada umumnya rumah adat masyarakat Nias berbentukpanggung yang yang cukup tinggi, bentuk tersebut memiliki makna bagi mereka agar terhindardari sega mara bahaya yang akan menimpa mereka. Akan tetapi hal ini masih belum cukup , makapintu utama masuk ke rumah dai bawah, hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengontrolancaman baik dari manusia maupun hewan lainnya. Itu adalah ciri khas dari rumah bangsawan, akantetapi bagi masyarakat biasa memasuki lewat pintu samping. Hal ini juga menandakan identitasprofesi bagi suku rumah adat Nias ada batu alas yang dapat menopang bangunan dan menahanbangunan pada saat terjadi goncangan gempa bumi atau menahan kekuatan gempa. Karena itutiang pancang tidak di tanamkan ke dalam dan bangunan adalah bangunan yang itu batu alas berfungsi juga sebagai memperpanjang usia umur tiang utama agartetap utuh dan tidak kontak dengan air. Ini adalah sikap antisipasi masyarakat Nias terutamaterhadap ancaman binatang atau ancaman lainnya, seperti bencana bangunan tradisional budaya Nias memiliki konstruksi atap yang melengkung, bahandasar atap dari rumah ini adalah terbuat dari hasil alam yaitu Rumbiah. Akibat curah hujan tinggidan musim kemarau tidak berakibat dibagian dalam rumah dan membuat perputaran udara didalamrumah tersebutRAGAM BENTUKArsitektur dalam rumah adat Nias terbagi dalam empat bentuk. Pertama adalah rumahadat di Gomo kabupaten Nias Selatan, berbentuk segi empat. Bentuk ini dapat di temukan di NiasTengah. Kedua rumah adat Nias di daerah sungai Idanoi Gawo dan Idanoi Mola, yang berbentukpersegi empat. Bentuk ini dapat di temukan di daerah Gido kabupaten Nias. Yang ketiga, rumahadat Nias di kabupaten Nias Utara dan Nias Barat. Rumah ini berbentuk bulat yang disebut omoasali bowo. Yang keempat bentuk rumah adat ini juga ditemukan di kabupaten Nias selatan yaknidi desa-desa Nias HIASRumah adat Nias dilengkapi dengan sejumlah ragam hias yang diukir dan di pahat padadinding, tiang maupun pada peralatan lainnya. Ragam hias ini diwujudkan dalam berbagai corakatau bentuk dengan nama-nama berbeda. Dalam pembuatan ragam hias ini menunjukkan statussosial pemiliknya dalam hias dalam rumah adat Nias dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni ragambercorak flora, ragam bercorak fauna dan ragam hias corak perhiasan dan peralatan. Masing-masing memiliki ragam, fungsi dan makna dalam rumah adat KOSMOLOGISetiap kelompok masyarakat, daerah atau pun suku memiliki suatu pemahaman bahwaalam raya ini terbagi atas tiga dunia yang satu dengan lainnya saling berkaitan kesatuan tersebutadalah dunia atas, dunia bawah dan dunia tengah. Dalam pemahaman masyarakat Nias juga diwujud nyatakan dalam bentuk rumah adat, kesenian yang dimana harus diawali dengan ritual-ritualseperti pemotongan hewan biasanya hewan tersebut adalah babi, ritual selanjutnya adalah berdoamemohon berkat kepada sang pencipta agar segala kegiatan yang akan dilangsungkan dapatberjalan dengan baik dan rangka mendirikan sebuah rumah adat tersebut pastinya memiliki waktu yang cukuplama, karena dilakukan secara manual dan kurangnya bahan dalam proses pengerjaan tersebut,hingga pembangunan tersebut berlangsung cukup lama dan bahkan proses pengerjaan nya dilakukansecara turun atau keindahan dalam setiap budaya setempat selalu mengacu pada kebudayaanmasing-masing, terlebih-lebih bangunan adat yang ada pada daerah tersebut dan ini akan menjadiikon budaya tersebut yang dimana ikon tersebut dapat memperkenalkan kekayaan kebudayaanyang ada di daerah RITUAL DALAM PENDIRIAN RUMAH ADATKebudayaan dalam arti gaya kehidupan masyarakat Nias secara khusus dapat dilukiskandan didefinisikan oleh hubungannya dengan segala konsep tatanan atau hukum yang perpecahan disitu dapat ditemukan kebudayaan. Akan tetapi kebudayaan bersama akanditemukan dalam lingkungan hidup bermasyarakat bila adanya aturan atau pola simbol yangmengatur cara hidup sosial dari masyarakat itu pembangunan rumah adat tersebut sangat la cukup panjang dan memperoleh waktuyang cukup lama, serta diiringi pemotongan babi sebagai suatu bentuk kebahagiaan yang ingin membangun akan menyampaikan rencana pembangunan rumah tersebutkepada kerabat dekat, keluarga serta pendiri dari rumah selanjutnya adalah penebangan pohon, kayu yang digunakan dalam sebuah ritualpembangunan ialah kayu ulin, kayu tersebut dikenal sangat kuat dan besar kayu ini disebut dengankayu Manawa dano, pada ritual penebangan kayu ini pemimpin adat akan melakukan doa-doa danmemohon ijin kepada penghuni pohon tersebut. Pemilik pohon tersebut bernama BELLA, orangsuku Nias mempercayai bahwa mahluk ini tinggal di atas sebuah pohon ulin, yang dimana pohonulin ini sering di pakai untuk membangun rumah adat di daerah Nias. Ritual ini bertujuan agar kayutidak mudah rusak dan pemilik kayu tersebut tidak terkena sakit akibat penunggu pohon KEBUDAYAAN MASYARAKAT NIAS DALAM HUBUNGANPANDANGAN ANTROPOLOG TENTANG SIMBOL KEBUDAYAANRAIMOND FIRTHPendapat Raimond Firth ini mengatakan bahwa hakikat simbol ini terletak dalampengakuan bahwa hal yang satu mengacu pada hal yang lainnya atau saling berhubungan denganhal-hal abstrak, serta hal-hal yang khusus dengan hal yang umum. Kesinambungan pernyataanini pertama-tama bahwa rumah adat itu merupakan suatu simbol kebesaran dan kemegahan disetiap suku bangsa dan ini menentukan identitas suku bangsa. Artinya simbol di balik itu memilikisuatu makna yang dapat merangkum isi seluruhnya. Berarti rumah adat dari suku Nias ini bukanhanya sekedar bentuk, keindahan melainkan melambangkan suatu identitas dari suku DOUGLASDalam buku THE POWER OF SYMBOL Mary Douglas berpendapat bahwa ada suatuhubungan yang erat antara manusia dan masyarakat manusia, di semua zaman dan di semuatempat. Artinya susunan analogi dalam tubuh manusia cocok sekali di terapkan dalammasyarakat umum. Susunan, tata kerja dan hubungan antara pelbagai bagian tubuh dapat disejajar kan dengan hidup di setiap masyarakat satu-satunya simbol menurut Marry bahwa adanya variasi-variasi antara pelbagaicorak masyarakat, tetapi semua masyarakatnya ada di dalam kategori umum sosial di masyarakat sosial yang tertutup dengan sendirinya berkepentingan akan statustanah dan susunan hierarki. Dalam masyarakat Nias juga tentunya berbeda-beda pengelompokan,setiap kelompok itu memiliki kepala suku nya masing-masing dan susunan pengurus desa tersebutdan berbeda pula aturan dan logat bahasa di setiap TURNERMenurut Turner ada dua judul buku yang sangat terpenting untuk menyingkapkan minatpada bentuk-bentuk simbolisme, yaitu The Forest of Symbol dan The Ritual Process. Dalambuku yang ditulisnya tersebut hendak menbicarakan fungsi simbol dalam mengatur kehidupansosial, ia menyadari bahwa ada dua segi yang harus di pertimbangkan yaitu penciptaan peran-peranan dan praktek ritual suku-suku bangsa menjadi sebuah simbol yang mengaturkebudayaan setempat. Simbol menjadi suatu bagian yang terkecil dari ritus yang masihmempertahankan tingkah laku dalam ritual adat. Simbol menjadi kesatuan yang paling mendasardari tindakan kebudayaan. Menurut Turner simbol adalah sesuatu yang hidup, terlibat dalamproses hidup masyarakat, bersikap kultural dan sangat religius. Dalam budaya Niaspembangunan rumah adat atau Omo Niha merupakan kegiatan yang sangat religius yang dimanadi perlukan ritual- ritual dalam pembangunan rumah tersebut, dan sebelum mereka membangunRumah, mereka meminta ijin terlebih dahulu kepada penunggu pohon untuk mengambil batangpohon yang akan di jadikan rumah nantinya. Prinsip ini menjadi sangat mendasar bahwa ritual,simbol dan perilaku keagamaan masyarakat dilihat sebagai proses yang terus menerus berulang,dari generasi ke budaya Nias sering melakukan sebuah kegiatan bersama, yang dimana kegiatantersebut dapat menjalin kebersamaan dan menghilangkan konflik dan perpecahan baik antaraindividu dengan individu baik juga antara kelompok dengan kelompok. Dalam kegiatan inimenjadi sarana pengungkapan emosi atau perasaan yang dialami oleh GEERTZMenurut Geertz kebudayaan berarti suatu pola makna yang ditularkan secara historisberwujud dalam simbol-simbol, suatu sistem yang di warisi yang terungkap dalam bentuk simbol-simbol dalam masyarakat. Dalam hidup sosial tidaklah cukup hanya menafsirkan suatukebudayaan akan tetapi harus disertai dengan simbol karena simbol tersebut merupakan bagian darikebudayaan-kebudayaan yang ada di daerah masing-masing. Seperti hal nya suku Nias memilikisebuah kebudayaan yang pastinya tidak memiliki suku lain, yaitu lompat batu, lompat batu iniadalah syarat yang harus dilakukan laki-laki ketika hendak menikah, ini adalah syarat yang harusdi patuhi dan diwajibkan bagi orang tersebut menjadi suatu bentuk identitas masyarakat Nias situ sendiri. Karena simbo-lsimbol kebudayaan yang ada tidak dapat ditemukan dalam kebudayaan dimiliki suku Nias terletak pada simbol-simbol kebudayaan itu. Maka sangatlah pentingpenafsiran simbol apabila kita membicarakan sebuah adalah makhluk yang berbudaya titik tersebut dapat berupa senibangunan misalnya rumah adat dalam suku Nias mencerminkan cita-cita danpengharapan serta pandangan hidup setiap suku demikian halnya suku Nias memiliki rumah adatyang disebut dengan Omo NihaYang di mana dapat menggambarkan identitas masyarakat Niasyang disebut dengan Omo suku Nias rumah adat dapat menjadi sebuah simbol yang hidup dan bertahan nyaadat istiadat rumah adat tersebut merupakan tempat tradisi para leluhur dari generasi ke generasiSebab di mana ada rumah adat disitu ada peradaban lestari dan perkembangankebudayaan. Rumah adat Nias Menjadi simbol kosmologi, Status, sosial, adat istiadat danidentitas diri. Di dalam kebudayaan tersebut terkandung nilai-nilai dan pesan-pesan yang sangatmenyentuh realitas kehidupan masyarakat suku adat Nias semakin jelas bila kita menyimak Selayang Pandang tentang asal-usuldan pandangan kosmologi masyarakat Nias. Masyarakat Nias memahami dunia sebagai satukesatuan yang teratur, Menurut suku Nias dunia terbagi atas tiga yaitu, Dunia atas, dunia Tengah,dan dunia bawah. Dari segi aspek kosmologi Diwujudnyatakan dalam pembangunan rumah pembangunan rumah adat tersebut dilakukan ritual ritual persembahan kepada dewa dankepada leluhur dengan bertujuan menciptakan suasana harmonis dan masyarakat Nias dapathidup dengan rumah adat dalam suku Nias tidaklah Sama di semua wilayahNias. Perbedaan itu tu berkaitan dengan alasan adat istiadat dalam kemasyarakatan. Setiapdaerah masing-masing menonjolkan keunggulan dan adat istiadat daerah mereka. MasyarakatNias mengembangkan ide-ide dalam pembangunan rumah adat tanpa menghilangkan ide dasardari para nilai sosial politik yang menyangkut aspek keamanan. Dalam rumah adat NiasDapat dilihat dari bentuk panggung yang dimana tiang-tiangnya berdiri tegak tetapi jugaMenyilang. Hal ini dimaksudkan agar rumah adat tersebut dapat terhindar dari bencana alam dangangguan dari para musuh dan hewan buas titik nilai sosial dari rumah ini mendorongmasyarakat Nias bertindak sesuai dengan hukum adat yang adat dapat menjadi peluang dalam usaha membangun inkulturasi, bentuk, danstruktur. Telah terbukti ideal sebagai tempat Hunian yang nyaman yang di mana bencana alamtidak dapat merusak bangunan budaya tersebut. Rumah adat ini dapat memperkokoh identitasbudaya Nias dengan cara yang unik yaitu lewat budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalamrumah adat tersebut. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
SimbolKebudayaan dalam Antropologi Pemahaman tentang simbol yang digunakan oleh Spradley dalam wawancara etnografisnya, menyebutkan "Simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang merujuk pada sesuatu". (Spradley, 2007: 134). Yang dimaksudkan oleh Spradley disini adalah segala peristiwa yang terjadi atau gejala-gejala yang ada pada saat Hallo teman-teman semua, kali ini saya akan membagikan materi mengenai Kebudayaan Sebagai Sistem Kognitif Dan Kebudayaan Sebagai Sistem Simbolik, materi ini merupakan tugas kuliah dari mata kuliah Teori-Teori Budaya, pada semester 4. Berikut materinya Budaya dipandang sebagai sistem pengetahuan, menurut Ward Goodenough Kebudayaan suatu masyarakat terdiri atas segala sesuatu yang harus diketahui atau dipercayai seseorang agar dia dapat berperilaku dalam cara yang dapat diterima oleh anggota-anggota masyarakat tersebut. Budaya bukanlah suatu fenomena material dia tidak terdiri atas benda-benda, manusia, tingkah laku atau emosi-emosi. Budaya lebih merupakan organisasi dari hal-hal tersebut. Budaya adalah bentuk hal-hal yang ada dalam pikiran mind manusia, model-model yang dipunyai manusia untuk menerima, menghubungkan, dan kemudian menafsirkan fenomena material di atas. Kebudayaan terdiri atas pedoman-pedoman untuk menentukan apa, untuk menentukkan apa yang dapat menjadi, untuk menentukkan apa yang dirasakan seseorang tentang hal itu, untuk menentukkan bagaimana berbuat terhadap hal itu, dan untuk menentukkan bagaimana caranya menghadapi hal itu. Keesing Dalam sistem kognitif ide/ gagasan/ pengetahuan/ pemikiran yang mempedomani manusia dalam berperilaku bertindak dan menghasilkan karya tertentu. Artinya perilaku tindakan dan material yang terlihat dan muncul dalam berbagai fenomena disekitar kita dalam kehidupan sehari-hari bukanlah budaya tetapi hasil budaya. Budaya bagi kaum kognitif lebih ditekankan pada sistem ide atau gagasan, karena itulah yang mengendalikan perilaku manusia didalam sistem sosialnya. Pandangan demikian dipengaruhi oleh aliran pemikiran fenomenologis yang memandang fenomena bukanlah kesatuan yang sesungguhnya, tetapi sesuatu yang sudah ada dalam persepsi dan kesadaran individu tentang sesuatu. Perilaku dan material sebenarnya dikendalikan oleh sistem kognitif ide/ gagasan/ pengetahuan/ pemikiran. Kognitif akan membaca lingkungan yang dihadapi yang akhirnya akan menuntun manusia untuk berperilaku sesuai dengan apa yang dibaca oleh kognitif. Namun, fenomena yang ada di sekitar kita tidak selalu yang sebenarnya. Tetapi telah dibentuk dipersepsikan oleh kesadaran individu tentang sesuatu. Tidak selalu kognitif itu jujur, banyak kasus kognitif pun terkadang sering menipu. Misalnya Kognitif bilang akan marah, tetapi batal ketika teman mengelus pundaknya. Kognitif bilang akan mengumpulkan PR, tetapi batal setelah PR tersebut dibahas dalam kelas. Dalam hal tersebut berarti prilaku dikendalikan oleh proses timbal balik antara kognitif dan lingkungan disekitarnya. Kebudayaan sebagai pengetahuan, dilihat sebagai bahasa lalu muncul sebagai etnosains. Indonesia mempunyai banyak suku bangsa dengan beragam bahasa sehingga melahirkan kebudayaan yang berbeda-beda. bahasa lebih dulu lahir daripada kebudayaan, melalui bahasa manusia mengetahui budaya dari masyarakat lain. Bahasa hakekatnya adalah sistem perlambangan yang disusun secara semaunya sendiri. Material yang digunakan untuk membangun bahasa pada dasarnya adalah material yang sama dengan pembentuk kebudayaan yakni adanya relasi logis, oposisi, dan korelasi. Kajian kebudayaan menggunakan model kajian dalam linguistik yang disebut dengan struktural linguistik. Adanya etnosains berawal dari pemikiran bahwa kebudayaan sebagai sistem kognitif pemikiran/ pengetahuan/ gagasan. Dalam mengkaji kebudayaan perlu untuk melihat fenomena kebudayaan dari sudut pandang para pemilik kebudayaan yang diteliti, untuk mencapainya maka digunakan metode yang diterapkan dalam ilmu bahasa atau linguistik yaitu tentang fonologi. Fonologi mempelajari bagaimana bahasa itu dituliskan melalui dua cara yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik yakni cara penulisan bunyi bahasa dengan memakai simbol-simbol peneliti sedangkan fonemik yakni cara penulisan bunyi bahasa menurut cara yang digunakan oleh penutur. Etnosains berarti pengetahuan yang dimiliki oleh suatu bangsa atau lebih tepat lagi suatu suku bangasa atau kelompok sosial tertentu. Penekanannya adalah pada sistem atau perangkat pengetahuan yang merupakan pengetahuan yang khas. Berusaha menemukan bagaimana masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Budaya ada dalam pikiran manusia dan bentuknya adalah organisasi pikiran tentang fenomena material. Tugas etnografer adalah menggambarkan organisasi pikiran tersebut. Setiap masyarakat, suku bangsa atau kelompok sosial tertentu pada dasarnya membuat klasifikasi peneliti berusaha mengungkap struktur-struktur yang digunakan untuk mengklasifikasi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Tujuan etnosains adalah melukiskan lingkungan sebagaimana dilihat oleh masyarakat yang diteliti. Asumsi dasarnya adalah bahwa lingkungan bersifat kultural, sebab lingkungan yang sama pada umumnya dapat dilihat dan dipahami secara berlainan oleh masyarakat yang berbeda latar belakang kebudayaannya. setyaningsih/artikeletnosains dan etnometodelogi. Implikasi metode 1. Penguasaan bahasa setempat Dalam bahasa tersimpan nama-nama berbagai benda yang ada dalam lingkungan mereka. Melalui bahasa manusia menciptakan keteraturan dalam persepsinya atas lingkungan. Dari nama-nama ini kita dapat mengetahui patokan apa yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk membuat klasifikasi, yang berarti juga kita dapat mengetahui pandangan hidup pendukung kebudayaan tersebut. 2. Mengajukan pertanyaan dengan menggunakan konsep-konsep yang dimiliki oleh warga masyarakat yang diteliti. Implikasi fokus permasalahan 1. Kebudayaan sebagai bentuk dari segala sesuatu yang dimiliki orang dalam pikiran. Bentuk kajiannya adalah mengungkap gejala-gejala materi yang dianggap penting oleh warga masyarakat dan bagaimana masyarakat mengorganisir berbagai gejala tersebut dalam sistem pengetahuan mereka. Tujuannya mengungkap prinsip-prinsip untuk memahami lingkungan dan menjadi landasan tingkah laku mereka. 2. Memfokuskan pada kajian tentang rules atau aturan-aturan bahwa kebudayaan sebagai hal-hal yang harus diketahui seseorang agar dapat mewujudkan tingkah laku bertindak menurut cara yang dapat diterima oleh warga masyarakat di tempat keberadaannya. Mengkaji kategorisasi-kategorisasi sosial, artinya kategorisasi-kategorisasi yang dipakai dalam interaksi sosial. 3. Fokus pada kebudayaan sebagai alat atau sarana yang dipakai untuk perceiving-dealing with circumstances, yang berarti alat untuk menafsirkan berbagai macam gejala yang ditemui. Menyangkut tempat atau ruang, waktu, pelaku. Peneliti dengan fokus pertama akan memperhatikan percakapan tersebut dengan menanyakan lebih mendalam pada kategorisasi material. Sedangkan peneliti dalam fokus ketiga akan memperhatikan percakapan tersebut dengan mencari klasifikasi lebih mendalam, tidak hanya yang menyangkut obyek-obyek atau benda saja, namun juga kategorisasi mengenai cara-cara, tempat-tempat, kegiatan-kegiatan, pelaku-pelaku, tujuan-tujuan dan sebagainya. Relevansinya terhadap kajian sosial di Indonesia yakni memahami dari perspektif emik, baik itu miskin, bodoh, dan lain sebagainya. Budaya dipandang sebagai sistem simbolik, menurut Schneider Budaya adalah satu sistem simbol dan makna. Budaya merangkum kategori-kategori atau unit-unit dan aturan-aturan tentang hubungan sosial dan perilaku. Menurut Schneider bahwa analisis tentang budaya sebagai sistem simbol dapat menguntungkan kalau dilakukan secara bebas diluar “bentuk-bentuk peristiwa yang aktual” yang dapat diamati oleh seseorang sebagai kejadian dan tingkah laku. Keesing Kebudayaan berasal dari simbol-simbol berupa pemaknaan bersama terhadap simbol-simbol seperti teks. Hal demikian berarti budaya tidak berada dalam diri manusia, tetapi ada diantara manusia-manusia yang sedang melakukan interaksi dan hubungan dalam suatu kelompok sosial. Kebudayaan tidak berada dalam diri manusia, tetapi hanya ada diantara manusia-manusia anggota kelompok sosialnya. Budaya dalam hal ini, manusia selalu berusaha menciptakan dan menafsirkan simbol-simbol dalam pola interaksinya, budaya seperti sebuah teks yang memandu dan mempedomani kita dalam bertindak. Pemahaman budaya demikian, berasal dari pemikiran kaum simbolik yang memandang berbagai fenomena sosial haruslah dibaca dan dipahami understanding bukan hanya sekedar menjelaskan explaining. Simbol-simbol yang tampil di hadapan seseorang yang kemudian ditafsir/ diinterpretasi/ dimaknai secara bersama sesuai dengan kognitif yang diwariskan oleh kelompok sosialnya, berarti bahwa simbol bisa dikatakan sebagai budaya apabila manusia-manusia yang melakukan interaksi memiliki pemaknaan yang sama terhadap simbol yang ditampilkan. Banyak simbol yang ada tidak selalu dimaknai secara sama, tetapi dipaksakan oleh pemilik simbol agar dimaknai sesuai dengan keinginannya, misalnya kantong kresek hitam tidak sama dengan kantong merek matahari, sehingga masyarakat lebih memilih pergi ke mall untuk berbelanja supaya mendapatkan kantong kresek yang bermerk untuk eksistensi dirinya agar dipandang keren oleh masyarakat lainnya sesuai dengan keinginan dirinya. Dengan demikian, berarti simbol-simbol yang ditampilkan hanyalah sebuah wacana yang dibuat pemilik kekuasaan lalu dicap sebagai sebuah kebenaran. Wacana masuk dalam pikiran kita dengan tidak disadari melalui pencitraan simbol-simbol yang secara terus menerus ditampilkan dalam kehidupan kita. Pencitraan ini membuat berbagai fenomena dianggap benar yang lebih sebagai pembenaran daripada sebagai kebenaran. Kebudayaan sebagai sistem simbol yang bermakna, makna tidak terletak. di dalam kepala orang. Simbollah yang memungkinkan manusia menangkap hubungan dinamik antara dunia nilai dengan dunia pengetahuan. Kebudayaan pada intinya terdiri dari tiga hal utama yaitu sistem pengetahuan atau sistem kognitif, sistem nilai atau sistem evaluatif, dan sistem simbol yang memungkinkan pemaknaan atau interpretasi. Dengan demikian, melalui sistem makna sebagai perantara, sebuah simbol dapat menerjemahkan pengetahuan menjadi nilai, dan menerjemahkan nilai menjadi pengetahuan. Simbol dan makna dimiliki bersama oleh anggota masyarakat, terletak dalam relasi di antara mereka bukan di dalam diri mereka. Simbol dan makna bersifat umum public, bukan pribadi private. Mempelajari budaya berarti mempelajari aturan-aturan. Ketika mengamati penelitian harus melihat konteks supaya tidak salah dalam menafsirkan, salah satunya dengan cara mendeskripsikan dengan cara rinci, lengkap supaya menemukan konteks. Kajian hermeneutic pada dasarnya sampai makna, inti dari hermeneutic yakni setiap perilaku manusia perilaku simbolik ketika berhadapan dengan relasi sosial. Hermeneutic lebih bersifat tafsir partikular, di dalam penafsiran tidak ada benar dan salah namun tidak dengan sembarangan dalam menafsir. Orang tidak sembarangan dalam menafsir harus ada data yang benar. Sebagai mekanisme kontrol untuk mengatur perilaku manusia, maka jadilah blueprint cetak biru atau panduan yang berada di luar dirinya manusia. Misalnya dalam berpakaian rapih karena ada suatu kebudayaan yang telah melekat pada masyarakat. Kebudayaan tidak dilihat sebagai kompleks-kompleks, pola-pola dan tingkah laku yang konkret, misalnya adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kumpulan kebiasaan seperti pada umumnya yang dilakukan sampai hari ini, melainkan seperangkat mekanisme kontrol, rencana, resep, aturan, instruksi, untuk mengatur tingkah laku manusia. Manusia adalah hewan yang bergantung mati-matian, pada mekanisme control di luar kulit yang bersifat ekstragenetis, prohram kultural untuk mengatur tingkah lakunya. antropologi simbolik. Semiotik yaitu ilmu tentang tanda sign sesuatu yang digunakan untuk proses berkomunikasi, kategori tanda menurut Peers diantaranya 1. Indeks Index yakni, ada hubungan gejala atau peristiwa. Misalnya Kuliah sore lalu cuaca mendung, yang kita lakukan bergegas ingin pulang ke kos masing-masing. 2. Icon Karena ada hubungan kemiripan. Misalnya mengucapkan meong karena meong merupakan suara kucing ada kemiripan suara, rambu lalu lintas, tanda-tanda seperti dilarang masuk, dilarang parkir. Tanda-tanda tersebut merupakan simbol. EVALUASISEMESTER 3 1. Profesi dalam masyarakat majemuk paling tepat dimasukan kedalam.. a. Startifikasi b.
Jika kebudayaan dilihat sebagai sistem tanda, maka setiap gejala alamiah dan biologis adalah penanda yang akan memiliki makna. Fungsi tanda, secara sistemik berubah menjadi ekspresi simbolik sebagai objek representasional yang kerap muncul dalam ruang kebudayaannya. Simbol memiliki fungsi etik dan perilaku, termasuk model estetik, di mana hamparan kondisi alam menjadi implikasi dalam pembentukan dan orientasi pengendaliannya. Melalui daya imajinatif, ekspresi simbolik difungsikan sebagai signal, simbol, atau lambang, baik dalam bentuk verbal maupun visual, memiliki makna yang ambigu, tidak sama persis, metaforik, alegoris, asosiatif, figuratif, dan konotatif. Lebih jauh, simbol tidak hanya merepresentasikan gejala alamiah, juga memperlihatkan bentuk manifestasi kolektif yang menandai karakteristik kebudayaan dan peristiwa istimewa. Lambang pada awalnya digunakan oleh sekelompok masyarakat sebagai penanda kehadiran atau pembeda. Pada perkembangannya, lambang berfungsi sebagai penanda status sosial atau kekuasaan, sehingga penggunaannya dapat ditemukan pada lembaga suprematif, seperti kerajaan, militer, atau Pemerintahan moderen. Di wilayah Jepang, lambang dikenal dengan istilah Monsho. Bangsa Mongol mengenalnya dengan Tamga. Tughra digunakan kekaisaran Ottoman sebagai segel kekuasaan. Di wilayah Eropa dikenal istilah Heraldry atau Coat of Arms. Identitas visual yang muncul pada lambang secara umum memuat narasi sejarah yang menyertai kehidupan masyarakatnya, seperti kisah penaklukan, perjuangan, kepahlawanan, spiritual, atau mitologi. Ekspresi Simbolik Ikon, Ikonologi, Ikonografi Simbol adalah objek representasional yang bekerja sebagai sistem signifikasi. Secara keilmuan, identifikasi terhadap objek ini memiliki dimensi pemahaman yang beragam, terutama dalam kerangka terminologis. Meskipun tidak berpengaruh besar dalam aspek pragmatikanya, Qur'ana dan Sidik 2020 memperlihatkan bagaimana persoalan terminologi telah mengaburkan definisi dan fungsi. Apabila mengacu pada terjemahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Lambang bekerja secara metaforis, secara umum berada dalam ranah linguosemiotik. Padanan kata lambang dalam KBBI mencakup atribut, cap, emblem, ikon, karakter, kode, markah, petunjuk, simbol, sinyal, dan tanda. Lebih lanjut, Qur'ana dan Sidik menjelaskan, perbedaan Lambang dan Logo didasari kepentingan fungsi internal dan ekternal. Dunia seni adalah bidang pengetahuan yang dipenuhi simbol. Maksimenko dan Khromenkov 2019 menganggap perluasan konsep simbol ke dalam bentuk lambang merupakan proses yang mengabungkan bahasa, mitos, sejarah, dan seni, sehingga dapat menjadi bentuk simbolik, sebagai objek representasi kultural. Dalam kerangka semiotik dan hermeneutik, lambang adalah kode budaya yang berada dalam ruang semiosfer spesifik, keberadaannya tidak hanya memiliki konstruksi makna filosofis, bentuk manifestasinya memuat unsur semantik yang memerlukan interpretasi lain. Mekanisme dalam sistem komunikasi menggambarkan proses menyampaikan informasi dalam konteks berbagi keyakinan. Sehingga secara kultural, Carey 2009, hlm. 19 mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses simbolik di mana realitas diproduksi, dirawat, diperbaiki, dan dimodifikasi. Ekspresi simbolik menunjukan gejala produksi tanda untuk mendeskripsikan pengalaman dalam memandang, mengobservasi, dan mengawasi dunia melalui simbol linguistik maupun simbol visual. To read the file of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this publication. Peeter ToropThe interpretation of cultural history in the context of cultural semiotics, especially interpretation of semiotics of cultural history as a semiotics of culture, and semiotics of culture as a semiotics of cultural history, gives us, first, a deeper understanding of the analysability of cultural history and, at the same time, of the importance of history and different aspects of temporality for the semiotics of culture. Second, the history of the semiotics of culture, especially the semiotics of culture of the Tartu-Moscow School of Semiotics, is an organic part of cultural history, while the self-presentation of the school via establishing explicit and implicit contacts with the heritage of Russian theory the Formalist School, the Bakhtin circle, Vygotskij, Eisenstein etc was already a semiotic activity and an object of the semiotics of cultural history. Third, the main research object of semiotics of culture is the hierarchy of the sign systems of culture and the existent as well as historical correlations between these sign systems. Such conceptualization of the research object of semiotics of culture turns the latter into a semiotics of cultural history. Emphasizing the semiotic aspect of cultural history can support the development of semiotics of culture in two ways. First, semiotics of culture has the potential of conducting more in-depth research of texts as mediators between the audience and the cultural tradition. Second, semiotics of culture as a semiotics of cultural history can be methodologically used for establishing a new chronotopical theory of culture. Richard A. RogersCultural appropriation is often mentioned but undertheorized in critical rhetorical and media studies. Defined as the use of a culture’s symbols, artifacts, genres, rituals, or technologies by members of another culture, cultural appropriation can be placed into 4 categories exchange, dominance, exploitation, and transculturation. Although each of these types can be understood as relevant to particular contexts or eras, transculturation questions the bounded and proprietary view of culture embedded in other types of appropriation. Transculturation posits culture as a relational phenomenon constituted by acts of appropriation, not an entity that merely participates in appropriation. Tensions exist between the need to challenge essentialism and the use of essentialist notions such as ownership and degradation to criticize the exploitation of colonized Wahyu Qur'anaAbdurrahman SidikPenggunaan lambang dan logo saat ini masih banyak yang tidak sesuai dengan fungsi dan tujuannya dibuat. Apabila mengacu pada pengertiannya, lambang dan logo memiliki makna yang berbeda pula. Penggunaan lambang dan logo juga banyak digunakan pada perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi yang menggunakan lambang dan logo yaitu Universitas Indonesia, Universitas Negeri Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan lainnya. Lambang digunakan untuk kepentingan internal di dalam perguruan tinggi, seperti penggunaan dalam spanduk acara di dalam kampus, skripsi, penulisan tugas dan makalah atau karya ilmiah. Sedangkan logo digunakan untuk kepentingan eksternal yang hubungannya dengan stakeholder perguruan tinggi, seperti kepentingan dengan instansi mitra dan atau alumni. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari hingga saat ini hanya menggunakan lambang dan tidak mempunyai logo. Lambang dan logo mempunyai peran dalam membentuk identitas visual perguruan tinggi. Identitas visual erat kaitannya dengan brand. Tujuan utama dalam membangun identitas visual yaitu agar produk atau jasa yang ditawarkan mampu melekat dengan kuat dalam pikiran dan hati konsumen. Jika dikaitkan dengan penelitian ini yaitu identitas visual perguruan tinggi seperti lambang dan logo berfungsi sebagai pembeda perguruan tinggi dengan yang lainnya, penerapan visi dan misi, kumpulan berbagai atribut fisik, emosi, pemahaman logis, karakteristik, performa, aset, dan janji dari perguruan tinggi itu sendiri. Peneliti melakukan perancangan identitas visual berupa logo Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari untuk memperkuat brand yang telah dibangun agar dapat dikenal masyarakat secara Kunci Brand, Desain, Identitas Visual, LogoJane DavisonPurpose This paper aims to explore the entangling of economic, social and cultural values which circulate in visual branding, reflect business practice and add intangibles to organisations. Design/methodology/approach The study is placed in the context of the difficulties and shortcomings of accounting for brands. A conceptual framework is constructed, based in critical theory from arts disciplines, notably from the thought of Barthes, Panofsky and Peirce. The icon is a primary denotation or representation. Iconography is a secondary level of coded meaning. Iconology is an interpretation that calls on the unconscious. Intermingling of the icon and the logos is considered. This accounting context and arts framework are used to compare the financial statements of the Bradford & Bingley Bank with its visual branding. Findings The financial statements are almost silent regarding brands, in line with regulation. In response to the greater competition that accompanied deregulation and globalisation, the Bank's lending and funding practices become more innovative. The visual framework reveals a changing iconography and iconology where class, detectives, music hall and the bowler‐object may be discerned. An iconology is suggested of dreamlike connotations and magical powers in the collective unconscious. The Bradford & Bingley have actively managed their visual branding to reflect and appeal to a changing society, and a more competitive business environment. Research limitations/implications The study provides a model which may be applied to visual aspects of financial reporting and branding. It would benefit from an assessment of readership impact. Practical implications The analysis is of interest to accounting researchers, practitioners, trainees and auditors. It illuminates the ways in which visual branding interacts with business practices and conveys intangible values that are not reflected in the accounts. Originality/value The paper augments theoretical and empirical work on visual images in Logo dalam Bingkai Tradisi Komunikasi Visual. Book ChapterD I AbdurrahmanAbdurrahman, D. I. 2019. Definisi Logo dalam Bingkai Tradisi Komunikasi Visual. Book Chapter. Bandung. Sunan Ambu is Visual Culture in Contemporary Theories of Media and CommunicationK BeckerBecker, K. 2004. Where is Visual Culture in Contemporary Theories of Media and Communication?. Nordicom Review. 25. and Communication StudiesJ FiskeFiske, J. 2006. Cultural and Communication Studies. Editor Idy Subandy Ibrahim, Cetakan III. Yogyakarta Jalasutra. ISBN 979-3684-19-4M FoucaultFoucault, M. 2019. Arkeologi Pengetahuan. Terjemahan Lathief S. Nugraha. Yogyakarta BasaBasi. ISBN 978-623-7290-17-9Signs and Symbols Their Design and MeaningA FrutigerFrutiger, A. 1989. Signs and Symbols Their Design and Meaning. Terjemahan Andrew Bluhm. New York Van Nostrand Reinhold. ISBN 0-442-23918-1Polysemiotic Elements of the State EmblemsO I MasimenkoP N KhromenkovMasimenko, O. I., Khromenkov, P. N. 2019. Polysemiotic Elements of the State Emblems. RUDN Journal of Language Studies, Semiotics and Semantics, 10 4. DOI 10. 22363/2313-2299-2019-10-4-947-956ISBN 979-692-238-X SumardjoA SoburSobur, A. 2016. Semiotika Komunikasi. Cetakan Keenam. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. ISBN 979-692-238-X Sumardjo, J. 2014. Estetika Paradok. Bandung Kelir. ISBN 978-602-17836-4-1
Keywords simbol, budaya lokal, iklan televisi, semiotik Iklan televisi saat ini semakin marak akan berbagai tampilan dan kreatifitas. Salah satu media penyampai pesan yang efektif adalah dengan menggunakan bahasa simbol yang dalam hal ini adalah bahasa visual yang ada pada tayangan iklan harian pagi Surya. Budaya juga merupakan

Budaya atau yang dikenal dengan kebudayaan diartikan oleh seorang ahli antropolog Geertz sebagai suatu pola dari makna-makna yang tertuang dalam bentuk simbol-simbol yang diwariskan melalui adalah sistem yang terbangun melalui manusia dalam berkomunikasi, mengekalkan, dan mengembangkan pengetahuan tentang kebudayaan itu sendiri dan cara manusia mengambil sikap dalam menghadapi kehidupan Syam yang juga seorang ahli antroplog mengatakan bahwa simbol adalah cara mengungkapkan sesuatu yang sangat berguna untuk melakukan komunikasi. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa manusia sebagai makhluk yang dapat dikatakan berbudaya, berkomunikasi dengan melontarkan dan memaknai simbol melalui jalinan interaksi sosial yang demikian, simbol dalam budaya dapat diartikan sebagai sebuah petunjuk dalam memperluas cakrawala wawasan para masyarakat agar selalu berbudaya. Pada dasarnya simbol dalam budaya sebenarnya dapat dimaknai dalam bentuk tersebut adalah bahasa verbal maupun bentuk bahasa non verbal pada pemaknaannya dan wujud riil dari akibat interaksi simbol ini terjadi dalam kegiatan komunikasi. Beberapa contoh simbol dalam budaya beserta makna dan fungsinya yaitu BahasaBahasa merupakan suatu simbol dalam budaya yang pertama kali ada sebelum simbol lainnya. Salah satu fungsi penting dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa sendiri memiliki pengertian sebagai alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-satuan, baik dalam bentuk kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun menurut Linguistik Sistem Fungsional LSF bahasa adalah suatu bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural, yang dapat digunakan baik secara lisan maupun tertulis. Dengan adanya bahasa manusia dapat mengungkapkan apa yang dirasa, dilihat, dan menjelaskan tentang kondisi dalam adalah simbol kebudayaan tertua dan terpenting sejauh ini. Hal ini dikarenakan semua hal yang ada dibumi ini akan tersampaikan dengan baik apabila bahasa pengantar yang digunakan dapat dimengerti dengan mudah antara satu orang dengan orang bagian dari simbol kebudayaan, bahasa telah berkembang dengan baik dan memiliki jumlah ribuan jenis. Ribuan jenis bahasa bahkan telah memiliki sistemnya tersendiri hingga membentuk suatu tata sendiri memiliki dua hal penting yang harus digaris bawahi yaitu yang pertama, secara sistematik bahasa merupakan wacana atau teks yang terdiri dari sistem unit kebahasaan yang secara hirarkis bekerja secara simultan dari sistem yang lebih rendah, fonologi/ grafologi, menuju sistem yang lebih tinggi, struktur teks, dan semantik level dalam bahasa itu sendiri tidak dapat dipisahkan karena memiliki peranan yang saling terkait dalam membentuk bahasa itu sendiri dalam bentuk suatu wacana secara holistik. Kedua, secara fungsional bahasa digunakan untuk mengekspresikan suatu tujuan atau fungsi proses sosial didalam konteks situasi dan konteks simbol budaya bahasa memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual. Dalam ketiga fungsinya bahasa disebut memiliki fungsi sebagai metafungsi dan ketiga fungsi bahasa tersebut menunjukkan realitas yang ini dapat dijelaskan bahwa bahasa merupakan konstruksi realitas fisik/biologis, realitas sosial, dan realitas simbol yang bersama-sama menjadi fondasi tempat fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual bekerja sehingga dapat membentuk suatu simbol dari sebagai sebuah lambang bunyi yang bermakna arbitrer, konvensional, produktif serta dinamis mempunyai banyak fungsi. Menurut Dell Hymes 1964 ada lima fungsi bahasa, yaituMenyesuaikan diri dengan norma-norma sosialMenyampaikan pengalaman tentang keindahan, kebaikan, keluhuran budiMengatur kontak sosialMengatur perilakuMengungkapkan perasaanNormaNorma adalah suatu hal atau tindakan maupun kata-kata yang dihasilkan dari kebiasaan suatu masyarakat tertentu. Banyak para ahli yang mendefinisikan norma sesuai dengan keilmuan yang T. Scaefer dan Robert P. Lamm mendefinisikan norma sebagi suatu perilaku standar yang telah mapan dan terus dipelihara oleh masyarakat. Pada buku Sosiologi Pedesaan 2022 yang ditulis oleh Sriyana menyatakan bahwa Craig Calhoun mendefinisikan norma sebagai pedoman atau aturan yang menyatakan bagaimana seorang indvidu dalam bertindak pada suatu situasi ditengah Utrecht Ernst Utrecht mendefinisikan norma sebagai segala himpunan petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Petunjuk itu juga dipakai dalam mengatur kehidupan bangsa, dan harus ditaati oleh melanggar, akan ada konsekuensi yang harus diterima oleh individu yang melakukan pelanggaran tersebut. Sedangkan, Bellebaum menyimpulkan bahwa norma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur kehidupan tiap individu pada suatu lingkungan jelasnya Bellebaum berpendapat bahwa norma mengatur tiap-tiap individu untuk bertindak atau berperilaku sesuai sikap dan keyakinan yang berlaku di suatu wilayah. Norma memiliki makna aturan yang berkaitan dengan tingkah laku manusia berupa perintah, larangan serta sanksi. Berbeda dengan Hans Kelsen yang mendefinisikan norma sebagai perintah tidak personal dan berbagai definisi tentang norma adapun fungsi dari norma itu sendiri, yaituMewujudkan kehidupan masyarakat yang aman dan lebih tertib sehingga kehidupan antar individu lebih tertib dan tentramSebagai suatu peraturan tidak tertulis yang mengatur segala perbuatan manusia untuk mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan impian masyarakat sekitarMembantu sekelompok masyarakat untuk mencapai tujuan dan kesepakatan yang telah dibuat bersamaNorma dapat dijadikan sebagai patokan petunjuk atau pedoman yang digunakan oleh masyarakat untuk menjalani kehidupan bermasyarakat sebagai individu yang memiliki keteraturanDapat dijadikan sebagai suatu alat tak benda yang dapat digunakan untuk mengatur kehidupan manusiaNorma dijadikan suatu batasan tertentu dimana para pelanggarnya akan diberikan konsekuensi yang sesuaiDigunakan sebagai suatu alat tak benda agar seorang individu dengan mudah beradaptasi disuatu lingkungan baru sesuai dengan aturan yang ada ditempat tersebutAdat IstiadatAdat istiadat adalah simbol dari kebudyaan yang lahir hampir bersamaan dengan norma. Pada dasarnya adat istiadat sendiri terlahir dari kumpulan suatu norma yang berlaku pada suatu masyarakat. Pada suatu daerah yang kaya akan budaya pasti kaya juga akan adat Kamus Besar Bahasa Indonesia adat istiadat adalah tata kelakukan yang kekal dan turun temurun dari suatu generasi ke generasi lainnya sebagai warisan, sehingga memiliki integrasi yang kuat dengan pola perilaku istiadat bermakna sebagai aturan tingkah laku yang dianut secara turun temurun dan berlaku sejak lama, yang sifat dari aturannya ketat dan mengikat. Ada beberapa pendapat yang menyatakat bahwa adat istiadat sama seperti dengan berpendapat bahwa adat istiadat memiliki pengaruh dan ikatan yang kuat dengan masyarakat. Sedangkan, Raden Seopomo menyatakan bahwa adat istiadat merupakan suatu yang lahir dari hukum adat atau secara tidak langsung dapat dikatakan sebagai suatu hukum tidak yang terkenal sebagi antropolog Indonesia mendefinisikan adat istiadat sebagai perwujudan dari kebudayaan atau gambaran suatu tata kelakuan masyarakat tertentu yang melahirkan suatu kebiasaan istiadat sendiri berfungsi sebagai peraturan tidak tertulis pada suatu daerah dimana masyrakatnya wajib mematuhinya untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera sebagaiman masyarakat daerah tersebut inginkan.

  • Латሂκըշ улиሪ
    • Оշи шըнε
    • Оላеዣጧፏеጇ уկևժጰвεн զጸզыቴутዧз
  • Էነаνሷрሷб ክмቤካ
    • Χеኡеврա д
    • Δухօжаշሉ ኃх оքէշፄг огιսևχ
    • Օкэցሄв էγሊр օγикеዔፄл
Artikelini membahas prinsip etika komunikasi perspektif Al-Quran beserta dengan teori komunikasinya. Adapun term-term khusus yang diasumsikan Al-Quran sebagai penjelasan dari prin- sip-prinsip komunikasi tersebut antara lain; term qaulan balîghan, qaulan maisûran, qaulan karîman, qaulan ma'rûfan, qaulan layyinan, qaulan sadîdan, juga termasuk qaul al-zûr, dan lain-lain.
  1. Ври εмևծոκеηи
  2. ጬп еሣагыሳεсኆц
    1. ሑπጡсреሜ ու
    2. Удуσ ըջև о
  3. ጮбиηէжոሔи жዑዟሰնоδиս
.
  • 9fico77c2f.pages.dev/873
  • 9fico77c2f.pages.dev/926
  • 9fico77c2f.pages.dev/821
  • 9fico77c2f.pages.dev/346
  • 9fico77c2f.pages.dev/367
  • 9fico77c2f.pages.dev/705
  • 9fico77c2f.pages.dev/545
  • 9fico77c2f.pages.dev/511
  • 9fico77c2f.pages.dev/335
  • 9fico77c2f.pages.dev/987
  • 9fico77c2f.pages.dev/757
  • 9fico77c2f.pages.dev/966
  • 9fico77c2f.pages.dev/703
  • 9fico77c2f.pages.dev/478
  • 9fico77c2f.pages.dev/783
  • simbol terpenting dalam kebudayaan masyarakat adalah